Senin, 04 April 2011

sulitnya memaasfkan

Mungkin anda pernah mengalami kemarahan yg begitu dalam akibat dari perbuatan 
seseorang baik teman, sahabat, saudara, kekasih, isteri, suami ataupun orang 
lain yang telah menyakiti hati anda dimana sulit melupakan dan memaafkannya. 
Apapun alasannya yang jelas hal tsb secara langsung atau tidak langsung telah 
merugikan anda sendiri karena menahan marah tanpa memaafkan hanya akan menumpuk 
penyakit.

Dalam buku How to Be Cherished, Marilyn Graman dan Maureen Walsh, menguraikan 
soal maaf-memaafkan ini. Menurut kedua pakar hubungan ini, kita enggan 
memaafkan karena berpikir bahwa memelihara amarah akan melindungi hati kita 
agar tidak terluka lagi. 

Bersikap marah, kata Graman dan Walsh, memberi ilusi bahwa kita lebih memegang 
kendali ketimbang memaafkan. Padahal dengan marah, kesal, dan dendam, hati pun 
akan tertutup untuk rasa kasih sayang. Baik kasih sayang dari orang lain, 
maupun kasih sayang untuk orang lain. Bagaimana jadinya jika hal ini terjadi 
pada pasangan suami dan istri? 

Jika tidak bisa membuka hati, kita justru akan menyakiti orang lain yang 
menyayangi kita, memperlakukan orang lain dengan buruk, dan melakukan hal-hal 
yang justru akan kita sesali di kemudian hari. Menurut keduanya, kita hidup di 
dunia yang penuh uji coba. Jadi, kita pun mungkin berbuat salah pada orang 
lain. Itu menurut Graman dan Walsh

Bila suami-isteri, persahabatan, persaudaraan atau tali percintaan, sama-sama 
sulit memaafkan, akibatnya akan saling tersiksa dan hidupnya tidak nyaman. Jika 
perlu disarankan untuk melakukan konseling dengan psikolog.

Ada beberapa manfaat bagi orang yang dapat memaafkan antara lain;

Orang pemaaf, cenderung hatinya merasa nyaman. Sebaliknya, pendendam atau tidak 
pemaaf, hatinya senantiasa gelisah dan resah. Apabila bertemu dengan orang yang 
berbuat salah, orang pemaaf akan mudah tersenyum dan hatinya lapang.

Pendendam atau orang yang sulit memberikan maaf, kerapkali jika bertemu dengan 
lawannya akan berwajah murung. Hatinya tidak nyaman, dan sulit tersenyum. 
Sementara senyum adalah sedekah yang paling mudah dan patut dilakukan oleh 
orang yg beriman.

Meminta maaf dengan tulus ikhlas itu baik dan Memberi maaf itu jauh lebih baik 
sebab memberikan maaf itu lebih sulit dan menuntut kelapangan dada kita atas 
beberpa hal yang membuat hati kita tersakiti.

Menahan marah tanpa memaafkan hanya akan menumpuk penyakit. Memaafkan tanpa 
berbuat baik hanya menyemarakkan ritus sosial. Menahan marah, memaafkan, dan 
berbuat baik harus dilakukan sekaligus

Menahan marah hanya dapat disembuhkan dengan memaafkan. Dale Carnegie, seorang 
penulis populer, saat menawarkan kiat untuk menghilangkan rasa cemas menulis, 
''Anda tidak cukup suci untuk mencintai musuh-musuh Anda. Akan tetapi, demi 
kesehatan dan kebahagiaan Anda, lupakan mereka dan maafkan mereka.''

Namun, memaafkan tidak gampang. Kata para pakar memaafkan harus dilatih 
terus-menerus. Sifat pemaaf harus tumbuh karena ''kedewasaan rohaniah''. Ia 
merupakan hasil perjuangan berat ketika kita mengendalikan kekuatan ghadhab di 
antara dua kekuatan : pengecut dan pemberang. 

Memaafkan jelas tak bisa direkayasa secara artifisial dengan upacara pemutihan 
seperti halalbihalal. Maaf yang tulus lahir dari perkataan yang tulus kepada 
orang lain. Orang yang hanya memperhatikan dirinya tak akan pernah dapat 
memaafkan.

Berdasarkan survey yg dilakukan oleh situs Maxim bekerjasama dengan majalah 
Tango, dapat diketahui bahwa ;

Wanita memaafkan namun tak melupakan, sementara pria melupakan tapi tak mudah 
memaafkan .

Beruntunglah para pria karena saat mereka melakukan kesalahan, wanita mudah 
memberi maaf. Tapi dibalik sifat 'baik' ini, ada sifat kurang enaknya. Meski 
mudah memaafkan, wanita cenderung sulit melupakan kesalahan si pria. Salah satu 
contoh ketika pria-pria melupakan peringatan hari jadi ( ulang tahun, ultah 
pernikahan ) walau sudah dimaafkan, sewaktu-waktu kesalahan itu bisa diungkit 
lagi.

Berbeda dengan wanita, pria justru sulit memberi maaf. Untungnya jika sampai si 
wanita melakukan kesalahan dan sudah diberinya maaf, pria tak akan 
mengungkit-ungkit lagi kesalahan tersebut.

Semoga kita menjadi orang yang pemaaf, beriman dan berakhlaq baik amien...

0 komentar:

Posting Komentar